Kamis, 02 Juli 2009

Sudut Pandang yang Cerdas Terhadap Kegagalan

Sukses dan kegagalan seringkali kita anggap sebagai koin dengan dua permukaan. Kalau di satu sisi sukses, berarti sisi lain gagal. Kalau kita tidak mencoba sesering mungkin, maka kita tidak mungkin sukses. Kalau kita tidak mau menerima kegagalan sesering mungkin, maka kesuksesan pun akan sulit kita capai.


Ada sebuah kata-kata menarik yang patut kita simak:

“The difference between average people and achieving people is their perception of failure and their respond to failure.”

Perbedaan antara orang biasa dengan orang yang sangat berhasil adalah persepsi mereka tentang kegagalan dan bagaimana mereka mengantisipasi serta menyikapi kegagalan itu. Kita tahu bahwa orang-orang sukses bukan berarti tidak pernah gagal. Beberapa orang selalu bilang bahwa orang yang sukses selalu berhasil dalam bisnisnya, padahal tidak demikian kenyataannya. Orang tersebut sering juga mengalami kegagalan. Banyak bisnis yang tidak berhasil dan toko yang harus tutup karena tidak menghasilkan. Tapi semua itu adalah part of success.

Sebagian dari sukses adalah bagaimana kita merespon kegagalan itu. Kalau kita bisa melakukan adaptasi, perubahan ataupun antisipasi, maka kita bisa mencoba sesuatu yang baru. Tetapi ada saatnya dikala kita tidak bisa melakukan apa-apa dan pada akhirnya kita harus menutup bisnis yang kita jalankan tersebut dan memulai yang baru.

“An essential aspect to success is not being to fail.”

Hal yang penting untuk meraih sukses adalah tidak takut dengan kegagalan. Saya percaya bahwa setiap orang pasti pernah gagal tetapi saya juga yakin kalau setiap orang pasti pernah sukses. Kalau kita sudah mulai sadar bahwa sukses dan kegagalan tidak lain adalah seperti koin dengan dua mata, maka kita tidak perlu takut lagi terhadap kegagalan. Tetapi sebaliknya, kita harus bisa memandang kegagalan sebagai sebuah pelajaran atau sebuah guide line untuk mencoba lagi dan mencapai sukses pada saat yang akan datang. Sampai sekian dulu Business Wisdom Wismilak kali ini, semoga falsafah koin ini bisa mengilhami kita semua untuk bekerja lebih giat, demi meraih kesuksesan. Dari Pak Tanadi Santoso dengan sedikit edit.

Menulis Bisa Menyehatkan?

Dikisahkan dalam dunia pemikiran Islam modern, dikenal seorang penulis wanita; -yang tulisan-tulisannya kadang-kadang ‘menggugat’ banyak hal-, dalam kalimat yang lebih halus; ‘mempertanyakan’ banyak hal. Dalam banyak tulisannya, dia membawa pembaca bukunya, paling tidak untuk sekedar ikut bertanya juga. Nama penulis tersebut adalah, Fatima Mernissi.
Wanita yang lahir di Fez, Maroko, mempelajari ilmu politik dan sosiologi di Universitas Mohammad V, dan kemudian mengajar di universitas tersebut sejak 1974 hingga 1980. Karya-karyanya lebih banyak ditulis dalam bahasa Perancis dan Arab. Diantara karyanya yang diterbitkan dalam behasa Inggris adalah Beyond the Veil, Doing Daily Battle, Women and Islam, The Forgotten Queens of Islam, Islam and Democracy, dan Dream of Trespass.


Diantara karya yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris juga telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Sebuah penerbit di Jerman, tak mau ketinggalan dalam mengekpos karya Mernissi, penerbit tersebut mengumpulkan sejumlah karya Mernissi dalam sebuah bunga rampai dan memberinya judul Women’s Rebellion and Islamic Memory. Karya ini terbit pertama kali di Jerman pada 1993 dan muncul versi Inggrisnya pada 1996.
Dalam setiap karyanya Mernissi, memberika paparan yang cukup panjang dan tak lupa cukup ‘tajam’. Selepas dia menulis data, dia-pun lantas menyusulinya dengan pelbagai pertanyaan yang menyentak. Menulis, bagi Mernissi, sepertinya dijadikan curahan hati dari apa saja yang mengganggu pikiran dan perasaannya. “Selama bertahun-tahun saya bertanya-tanya,” tulisnya, “mengapa sikap kami yang sederhana dan tidak menonjolkan diri, pasrah bagaikan hewan korban, senantiasa menjadi satu-satunya obsesi mereka?”
Terlepas dari pembahasan siapa kami dan siapa mereka, memang kita tidak akan melanjutkan pembahasannya. Tapi Mernissi memang menjadikan satu noktah sebagai titik pijak untuk mencari landasan tentang menulis bisa menyehatkan lantaran – didalam buku yang yang akhirnya diterbitkan oleh Mizan dengan judul Pemberontakan Wanita!: Peran Intelektual Kaum Wanita dalam Sejarah Muslim (Mizan, 1996) itu – di dalam salah satu babnya, dia mengungkapkan sesuatu yang menarik untuk kita cermati bersama.
Judulnya-pun unik: “Menulis Lebih Baik ketimbang Operasi Pengencangan Kulit Wajah”. Mernissi langsung saja berpesan kepada pembacanya, ‘Usahakan menulis setiap hari’. Niscaya, kulit anda akan menjadi segarkembali akibat kandungan manfaatnya yang luar biasa! Dari saat anda bangun menulis akan meningkatkan aktivitas sel. Dengan coretan pertama diatas kertas kosong, kantung dibawah mata anda akan segera lenyap dan kulit anda akan terasa segar kembali.
Dalam analisis yang dilakukan oleh seorang psikolog, melakukan penelitian selama lima belas tahun tentang pengaruh upaya membuka diri terhadap kesehatan fisik, menerbitkan sebuah buku berjudul Opening Up: The Healing Power of Expressing Emotions. Buku ini membahas bagaimana upaya mengungkapkan segala pengalaman yang tidak mengenakkan dengan kata-kata bisa mempengaruhi pemikiran, perasaan, dan kesehatan tubuh seseorang. Buku ini saya tulis berdasarkan pengalaman saya sebagai peneliti, bukan sebagai dokter atau terapis, tulis Pennebaker di awal ‘Prakata’ untuk buku karyanya.
Secara singkat, James W. Pennebaker mengemukakan bahwa menulis tentang hal-hal yang negatif akan memberikan pelepasan emosional yang membangkitkan rasa puas dan lega. Kata-kata ini didukung oleh hasil penelitiannya: orang-orang yang menuliskan pikiran dan perasaan terdalam mereka tentang pengalaman traumatis, menunjukkan peningkatan fungsi kekebalan tubuh dibandingkan dengan orang-orang yang menuliskan masalah-masalah remeh temeh.
Dalam tulisannya, masih berkaitan dengan penelitian dr pennebaker; manfaat menulis adalah:
1.menulis menjernihkan pikiran
2.menulis mengatasi trauma
3.menulis membantu membantu mendapatkan informasi baru
4.menulis membantu memecahkan masalah.

Menulis ala J.K. Rowling

Anda pasti tahu siapa J.K. Rowling bukan? Ya, Beliau adalah seorang penulis yang mempunyai kesederhanaan; dalam tulisannya, novel petualangan fantastis tentang Harry Potter: ‘Saya menulis kapanpun, dimana pun, dan kadang mengungkapkannya dengan tulisan tangan.’
‘Saya menulis hampir setiap hari. Kadang saya menulis selama sepuluh atau sebelas jam. Pada hari lain,saya hanya menulis selama tiga jam. Cara saya menuangkan apa yang ada di kepala saya ini sungguh bergantung pada seberapa cepat ide itu datang kepada saya’.


Sebelum Rowling menuangkan sejumlah ide-nya dalam selembar kertas, dia sudah memiliki gambaran lebih dahulu tentang apa yang ingin ditulisnya. ‘Saya selalu sudah mempunyai plot dasar berkaitan dengan isi cerita. Tetapi saya suka menunda untuk tidak menuangkan semua sekaligus. Saya mencicilnya ketika saya terdorong untuk menulis. Hal-hal begini ini lebih menyenangkan.’
Nama-nama dalam tokoh novel-nya kadang terdengar ganjil, bagaimana ia menemukannya? “beberapa nama tokoh dalam cerita saya berasal dari dongeng-dongeng dan banyak nama yang memang saya reka-reka sendiri.”
“Saya juga mengumpulkan nama-nama yang (kelihatnnya) luar biasa dan saya mengambilnya dari semua yang saya temui dari berbagai tempat yang berbeda. Saya mendapatkan nama rumah di Hogwarts, misalnya, ketika saya sedang naik pesawat terbang.”
Salah satu hal tersulit dalam menulis yang dialami Rowling adalah bagaimana Rowling menjaga agar para pembaca novelnya terus merasa penasaran akan kelanjutan seri buku berikutnya. “Mungkin, suatu saat, yang harus saya lakukan adalah menulis kata pengantar yang berbunyi ‘ada di Harry Potter Sebelumnya’ dan mengatakan kepada pembaca untuk kembali dan membaca buku satu hingga empat.”
Rowling selalu ditanya, bagaimana dia memulai untuk menulis? Saran pertamanya, adalah selalu membaca apapun untuk mendapatkan ide, bagaimana cara seorang penulis menulis. ‘Mulailah menulis apa saja yang kamu tahu. Menulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri. Itulah yang saya lakukan.”
Cuplikan kisah Rowling diatas berasal dari buku karya Marc Shapiro, J.K. Rowling: The Wizard Behind Harry Potter. Tulisan berikut adalah wawancara terbaru dengan Rowling saat Rowling berencana meluncurkan seri kelima novelnya, Harry Potter and The Order of the Phoenix, pada 21 Juni 2003.
Dalam wawancara menarik ini, Rowling menggambarkan suasana mengelilinginya ketika dia memutuskan untuk menulis sebuah kisah, dimana kisah tersebut melukiskan tentang sebuah karakter ciptaannya yang harus terbunuh – tepatnya dibunuh atau dimatikan oleh si penulis kisah:
Penulis Novel yang bernama panjang Joanne Kathleen Rowling, membuka rahasia bahwa dia menangis tersedu-sedu setelah membunuh salah satu tokoh di dalam buku seri Harry Potter terbarunya.
“Saya telah menulis ulang kematian itu, menulis ulang, dan itulah akhirnya. Kematian itu sudah pasti. Dan sosok itu benar-benar mati.
“Dan saya berjalan kedapur dengan tersedu-sedu dan Neil (suami Rowling) bertanya ada apa, dan saya jawab, saya baru membunuh sosok itu.
“Dia (Neil) seorang dokter, dan saya katakan, tidak bisa seperti itu. Misalya kamu menulis buku anak-anak, kamu harus menjadi pembunuh tanpa perasaan,” kata Rowling, ibu dua anak.
Ini adalah wawancara Rowling yang pertama dan sat-satunya sebelum peluncuran buku serial Harry Potter terbaru, The Order of the Phoenix. Wawancara untuk acara Neswnight ini, menurut BBC News Online, telah ditayangkan pada 21 Juni 2003 (Kompas, 19 Juni 2003).
Lalu, dalam majalah Time edisi 23 Juni 2003, yang mengangkat heboh terbitnya buku kelima Harry Potter sebagai Cover Story, dapat kita baca bagaimana Rowling memperoleh gagasan menampilkan sosok Dementor. Katanya, Rowling pernah sakit parah dandia mengaku tokoh Dementor (tokoh yang dilukiskan begitu gelapdan mengerikan) dalam Harry Potter and the Prisoner of Azkaban, sebetulnya berdasar kecemasan rowling pada saat menghadapi suasana kelabu penyakit itu.

Rabu, 01 Juli 2009

Kantor Baru semangat Baru




Moment yang bersejarah itu tak terasa sudah menginjak umur 6 bulan. Tepat tanggal 20 April tahun ini genap sudah umur PT Gawih Jaya Distrik Pati. Semenjak lahir tanggal 20 November 2008 yang dibidani tenaga profesional laiknya, Bapak Nur Supriyadi Area Manajer Semarang, dan Bapak Handrias Eko BS Distrik Head Pati. Tak lupa wejangan-wejangan yang sangat berharga bergemuruh datang dari segenap direksi, menyambut lahirnya “Sang jabang Bayi”.Baik RM East, Bapak Mawardi dan NSM Bapak Ricky Junaidi.

Layaknya seorang bayi, pun Distrik Pati harus mengenal lingkungan, dan mau tidak mau harus adaptasi dengan kompetitor yang bersarang di Area-nya. “Teror-teror” itu serasa tak mau berhenti dan tak akan pernah berhenti. Program yang sangat gencar ibarat sebuah teror yang siap saja menggilas siapa saja yang tak siap dan tak mampu bertahan hidup dengan perubahan iklim pemasaran Indonesia, khususnya pemasaran rokok.


Dua sisi yang berbeda ketika memandang sebuah kesuksesan dan kemampuan defensif yang tampak. Kesuksesan bisa dilihat dari sebab-sebab yang menimbulkannya. Ada dua sisi yang harus dicermati dan dipahami. Ibarat pisau harus selalu diasah. Satu Sisi yang penting disini adalah sisi internal dan sebagian yang lain adalah sisi eksternal.

What Internal? Ya, sisi manajerial dimana terdiri dari faktor-faktor pemasaran; Rencana kerja, Program yang mendukung distribusi dan percepatan konsumsi, pengarahan tentang kinerja secara menyeluruh dan yang paling urgent adalah controling terhadap semua lini ujung tombak, baik dalam personality salesman, kordinator salesman dan staff. Tak hanya manajerial yang harus solid, ketahanan Sumber Daya Manusia-nya juga harus bagus dan kompeten. Kemudian kecukupan Stok produk di gudang yang terukur, cukup untuk dua minggu cover, atau minimal satu setengah-nya, jika menginginkan stok aman. Dan lagi eksistensi Staff Admin dan Keuangan juga sangat mendukung mobilitas yang solid tersebut; logikanya, jika salah satu timpang maka berjalannya suatu organisasi yang sehat tidak akan terwujud.

What Eksternal? Adalah kelompok yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan yang dilakukan. Pelanggan, toko mitra, kompetitor, lingkungan kerja dan yang terpenting adalah user atau pengguna produk kita. Semua berujung baik jika kita melakukan service dengan baik dan hati-hati; jangan sampai dari salah satu faktor eksternal tersebut terluka hati. Maka bisa berakibat, kerja yang kurang nyaman dan cenderung ‘tidak sehat’. Pada intinya, kita memang dianggap menang ketika bisa mem-pressure produk kita, sehingga pelanggan atau toko mau beli, tapi kita akan lebih menang jika dilakukan dengan cara-cara yang indah dan elegant. Terlepas dari semua faktor yang terungkap, adalah faktor makro ekonomi, situasi politik, ekonomi dan keamanan nasional. Kebijakan pemerintah harus kita yakini adalah untuk kebaikan masyarakat, yang didalamnya tentu kebaikan kita juga akhirnya.


Bagaimana dengan Distrik Pati? Walaupun berdomisili dan bertetangga dengan ‘kandang macan’ Distrik Pati tak pernah mengenal kata menyerah. Justru menjadi tolok ukur keberhasilan jika memang mampu bertahan dengan kondisi hiruk pikuk program kompetitor yang sangat gencar dalam memperebutkan market share pemasaran rokok. Diantaranya, Nojorono dengan Brand Clas Mild dan Aroma, Sukun dengan Brand Sukun Executive yang membidik pasar tradisional dan kelas rakyat, dan raja Rokok dari Kudus Djarum dengan segala Brand yang tentu saja menginginkan market share yang mutlak dan signifikan. Belum lagi ratusan pabrik rokok yang kesemuanya membidik pasar yang hampir sama dengan brand Wismilak.

Selalu ada kemungkinan untuk berkembang. Dalam situasi yang lumayan kondusif, baik ekonomi dan situasi politik yang sehat, tak menutup kemungkinan, peluang-peluang distribusi kita akan semakin rapat, dan demand user yang semakin bertambah akan semakin terpenuhi, disamping tetap berusaha menciptakan user-user baru dan loyal user yang banyak.

Satu langkah maju, diawali dengan kondusifnya sisi internal dulu. Dalam wacana demokrasi, karyawan pada Distrik Pati diajak berkomunikasi terhadap hal-hal yang sekiranya untuk kebaikan semua. Sampai dengan hal-hal terkecilpun, jika dikomunikasikan dengan baik dan transparan akan mengakibatkan situasi yang semakin kondusif. Mengarah pada hal-hal yang kreatifpun akan semakin bermunculan. Ide-ide segar akan muncul ketika personality-nya segar pula.

Satu langkah bagus dalam organisasi adalah Distrik Pati, dengan ‘Masinis’-nya Bapak Handrias, melakukan Acara Do’a Bersama setiap Hari Senin pagi setelah semua armada memuat barang ke Mobil BOX masing-masing. Acara ini wajib diikuti oleh seluruh karyawan yang hadir. Setelah berdo’a untuk keselamatan dan kebaikan selama bekerja, juga agar mendapat hasil yang bagus dan memuaskan, dan tercapai target masing-masing. Setelah berdoa bersama, tak ayal waktu berkumpul seperti itu, adalah waktu yang tepat untuk brief kecil-kecilan dan menyamakan persepsi diantara karyawan. Hal ini juga digunakan tanya jawab seperlunya, agar semua karyawan menjadi jelas dan merasa tidak ada yang ditutup tutupi tentang kebijakan yang berlaku.

Munculnya ide Arisan Bulanan; oleh Koperasi BMS (Bersama Meraih Sukses) diilihami dari diskusi umum internal, mencari sumber kedekatan dan kebersamaan antara karyawan. Karena pada dasarnya karyawan bisa lebih dekat dan memiliki rasa kebersamaan ketika selalu diajak komunikasi dan berkegiatan yang ringan dan menghibur. Arisan timbul sebagai wacana harmonis yang timbul diantara karyawan. Bukan semata-mata karena mendapat kepuasan mendapat uang saja, tapi bangga memperoleh penghargaan karena setelah dikocok dan keluar nama, pasti diberikan selamat dan disalami oleh pimpinan. Tak urung, rasa deg-degan pun muncul ketika baru saja kaleng berisi nama-nama itu dikocok-kocok. “Hmm.. pasti nama gue neh yang nongol…” Nah, tersungginglah senyum-senyum itu, meski hanya satu nama yang muncul. Walaupun Koperasi BMS belum mempunyai badan hukum tapi cukup sukses membuat hubungan antar karyawan jadi So..Close.. yang dekat jadi tambah dekat.

Sikap yang bijakpun coba dimunculkan oleh Distrik Pati, jika Area yang lain mendapatkan Program Mobil Branding Slim16; sebut saja mendapat “Program Team Blitz” dari marketing Pusat. Team yang didukung dengan Mobil Branding, Armada Driver dan Pasukan Komando Team, dan lagi Support POS (Point Of Sales) Material yang memadai; berupa sampel rokok Slim16, Flagchain, stiker, dan sunblind. Rasanya tak ada yang menolak jika satu area mendapatkan kesempatan berpromosi seperti itu. Hmm.. hal ini tak membuat Distrik yang satu ini iri hati atau bahkan putus asa karena Distrik Pati tahu bahwa tak semua Area kebagian proyek seperti itu. Sikap bijakpun kemudian muncul, bagaimana konsep Team Blitz itu ditiru walaupun tanpa program yang mendasari, tentu dengan POS Material yang seadanya. Akhirnya timbul Team Blitz Bayangan, yang hanya fokus terhadap sub zona yang butuh support dengan ditentukan jadwal cover dan pelaksanaannya. Karena belum menemukan konsep yang ‘manjur’, tentang bagaimana nge-blitz yang bener, maka satu kali dalam satu minggu, cukup melakukan rutinitas blitz dengan armada Korsep, APS, dan di dukung oleh DH. Dalam konteks ini juga diharapkan dapat meningkatkan skill dalam pemasaran dan penguasaan wilayah. Tak hanya DH yang mampu mengenal seluruh wilayah cover tapi APS dan Korsep pun mendapat ‘wawasan nusantara’ tentang wilayah distrik yang cukup luas. Pembagian wilayah cover, bisa disesuaikan wilayah sub zona mana yang telah terjadwal, dan disesuaikan oleh wilayah yang diajukan oleh korsep masing-masing.

Lagi-lagi ide kreatif dari Pucuk Manajer Distrik Pati, adalah adanya Kembang Joyo Award, penghargaan ini diberikan kepada Rayon yang mampu berprestasi 110% dari target. Baik Salesman, Driver maupun Korsep sebagai pendukung di-lini retail. Hal ini terlaksana pada cycle 2 tahun 2009, Kembang Joyo Award diraih oleh Rayon Jepara, dengan personal Salesman Eko Aryanto, Driver Syaifudin Anshori dan Korsepnya adalah Hery Sukamto. Mereka mendapatkan penghargaan Makan Siang pada hari Sabtu ketika Akhir Cycle dan telah selesai bekerja, di Restoran Megah di kabupaten Pati. Biayanya dari mana ya? Usut punya usut, dikeluarkan dari incentif DH-nya. Dan hal ini dibenarkan oleh DH, Handrias Eko BS.

Belum cukup ide kreatif itu muncul, dari kebersamaan pula, Seragam Lokal Team Pati-pun muncul. Mengangkat tema besar Wismilak Diplomat, dengan warna Dasar Hitam, dan di dukung dengan brand Milday dan Wismilak Kretek Slim16 sebagai emblem dilengan kanan dan kiri. Sesuai kesepakatan bersama seluruh karyawan dianjurkan memiliki baju ini. Dan hasilnya, semua karyawan pada Distrik Pati memiliki baju kebesaran Team tersebut. Dan lebih heboh lagi, armada SR2d dan Sepeda rayon Blora memiliki seragam ini, sebagai bentuk solidaritas antara karyawan kantor dan karyawan yang berdomisili di daerah. Ho ho ho.. pasti timbul pertanyaan; dari mana uangnya ya? Ya, dari kantong pribadi masing-masing, karena team ini ingin ada suatu simbol yang lebih bisa menyatukan rasa kebersamaan dan rasa solidaritas antar karyawan.

Ada yang lain lagi? Kita tunggu kisah selanjutnya… salam BMS (Bersama Meraih Sukses).

Oleh: Noor Muhammad Arief, SE