Kamis, 23 Juli 2009

Pentingnya Memahami Siklus Hidup Finansial

Sejalan dengan berjalannya siklus kehidupan manusia mulai dari bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua sampai tua renta, maka berbagai pandangan dan kebutuhan finansial kita juga selalu berubah-rubah sesuai kondisinya. Contohnya, saat seseorang berada di usia 30-an, kemungkinan sedang sangat menikmati masa mudanya, bekerja dengan giat dan agresif namun berkejaran dengan gaya hidup konsumtif yang bergulat dengan tagihan kartu kredit Menjelang pensiun di usia sekitar 50-an, seseorang biasanya sedang berusaha keras memastikan sudah punya cukup uang untuk bisa melanjutkan hidupnya setelah tidak bekerja, cari aman deh !






Dalam kesempatan kali ini, marilah kita pelajari beberapa kunci-kunci keputusan finansial dalam tiap tahapan kehidupan manusia - yang saya kira perlu kita pahami dengan seksama. Mempelajari hal ini bertujuan untuk memudahkan pengambilan keputusan finansial, apa yang perlu kita lakukan dan apa yang sebaiknya tidak kita lakukan berkaitan dengan uang dari tiap tahapan kehidupan kita. Lebih dari, manfaatnya bukan sekedar hanya untuk menambah pengetahuan kita sendiri, namun juga membantu memahami kebutuhan dan pandangan orang lain secara finansial, sesuai dengan usianya juga.

Karena penting sekali bagi kita untuk bisa sesekali menempatkan diri pada posisi orang lain secara finansial. Sebab suatu keputusan keuangan jarang sekali yang bisa berdiri sendiri, baik Anda yang masih lajang maupun sudah menikah, atau Anda punya tanggungan atau justru Anda yang ditanggung. Selalu saja ada pengaruh serta kepentingan orang lain didalamnya.

Usia Sekolah Dasar sampai dengan dengan lulus Perguruan Tinggi S1 di usia 20-an

* Pada usia 0 sampai 18 tahun, umumnya orang masih berada di bangku sekolah pendidikan dasar dan seluruh biaya hidup ditanggung oleh orang tua. “Life is beautiful, with no responsibilities what so ever.. “ kira-kira begitulah gambaran hidup seseorang pada masa kanak-kanak dan remajanya. Hanya saja memang tidak seindah kenyataannya jika berkaitan dengan uang. Anda tahu kan bagaimana pada jaman sekolah dulu, sulitnya meminta uang pada orang tua. Tidak.
* Saat di Perguruan Tinggi, kebanyakan dari Anda mungkin masih di biayai orang tua, tapi pengaruh teman-teman, mengikuti trend atau mungkian memang terpaksa banyak juga dari Anda bahkan harus bekerja paruh waktu mencari penghasilan tambahan untuk tambahan ongkos kuliah. Dengan naiknya ongkos kuliah, transport dan buku-buku, memang agak sulit jika harus mengandalkan orang tua.
* Lagipula mempunyai uang sendiri, kedengaran lebih cool & gaul. Lebih bebas menntukan pilihan dalam membelanjakan uang, juga sesekali mentraktir orang tua dan teman bisa jadi kebanggaan tersendiri. Asalkan bisa membagi waktu dengan jadwal kuliah yang harus segera diselesaikan, maka bekerja paruh waktu atau berusaha mendapatkan uang sendiri sambil kuliah tentunya bisa dilakukan. Bekerja sambil kuliah memang memanfaatkan waktu luang dengan positif, tentunya kita sedikit banyak bisa mempraktekkan apa yang dipelajari selama ini di sekolah,

Di usia 20-an

* Anda mungkin juga masih ingin meneruskan sekolah sebab keinginan belajar juga masih mengebu-gebu. Beruntunglah jika orang tua bisa membantu Anda membayar biaya pendidikan, namun kemungkinan besar orang tua tidak bisa membantu terlalu banyak sebab jenjang pendidikan lanjutan setelah perguruan tinggi atau pendidikan advance learning yang setara jauh lebih mahal daripada pendidikan dasar di SD sampai SMA. Jadi untuk membayar biaya pendidikan lanjutan kemungkinan besar harus diusahakan sendiri. Bisa juga berusaha mendapatkan beasiswa untuk mensponsori biaya pendidikan Anda. Lain halnya jika Anda ingin mengambil pinjaman dengan tujuan membayar biaya pendidikan, beban biaya pendidikan akibatnya menjadi lebih berat, sebab Anda juga membayar bunga pinjamannya. Hanya jika Anda yakin bahwa manfaatnya jauh lebih besar daripada uang yang dihabiskan, maka mengeluarkan uang lebih banyak untuk melanjutkan sekolah Anda boleh saja dilakukan. Sebaliknya, jika hanya sebagai keinginan yang didorong mendapatkan cap prestisius tanpa usaha lebih lanjut untuk menggantikan uang yang habis tadi, maka pendidikan mungkin menjadi suatu hobi atau sarana rekreasi yang terlalu mahal dari segi uang, tenaga dan waktu yang sudah dikorbankan.
* Masih ingatkah Anda saat mendapatkan gaji yang pertama ? Penghasilan Anda belum terlalu besar saat ini karena itu mulailah membangun kebiasaan berbelanja dengan cara mengeluarkan uang sesuai dengan anggaran yang sudah direncanakan.
* Pada masa ini biasanya orang masih malas menabung, tapi rajin belanja. Namun seberapapun penghasilan Anda, usahakanlah untuk selalu bisa menyisihkan uang secara rutin dari penghasilan Anda tiap bulan. Pastikan bahwa Anda mempunyai tabungan di bank yang, dengan kondisinya yang nyaman, fasilitas lengkap, biaya administrasi rendah dengan bunga tabungan yang bersaing. Pisahkanlah rekening tabungan dengan rekening gaji,
* Cobalah untuk bisa membentuk sejumlah dana cadangan, yaitu sejumlah dana yang sengaja disisihkan untuk membiayai pengeluran mendadak yang sifatnya darurat. Pada usia ini kebutuhan dana cadangan belum terlalu besar sehingga cukup mencadangkan sebesar 1 kali pengeluaran Ada perbulan. Anda bisa menempatkan rekening dana cadangan ini di rekening tabungan
* Mulai berpikir mengenai persiapan pensiun, walaupun masih jauh panggang dari api alias masih lama sekali Anda pensiun, tidak ada salahnya sudah mulai mempersiapkan sejak sekarang. Tidak pernah ada kata terlalu cepat dan terlalu dini untuk persiapan pensiun. Jika perusahaan tempat Anda bekerja mempunyai program daan pensiun sendiri, bergabunglah, atau Anda bsia mengikuti program pensiun Jamsostek dari pemerintah atau belilah program dana pensiun yang ditawarkan lembaga keuanga lain seperti bank dan perusahaan asuransi
* Jangan membeli asuransi jiwa jika Anda belum mempunyai tanggungan atau terkecuali ada hutang yang harus dicover, namun pertimbangkanlah untuk mengambil asuransi kesehatan jika perusahaan tempat Anda bekerja tidak mencover biaya ini.


Di usia 30-an

* Pada saat ini Anda mungkin sudah menikah. Karena itu perlu sekali mencover penghasilan Anda dengan asuransi jiwa apalagi jika sudah memiliki anak. Jangan sampai keluarga yang Anda tinggalkan mengalami derita finansial yang terlalu parah karena Anda meninggal terlalu cepat
* Dengan adanya anak, maka sudah saatnya mempersiapkan dana pendidikan anak. Anda bisa mempersiapkan dengan cara menabung di tabungan pendidikan, mengambil asuransi pendidikan atau ke dalam produk investasi lain.
* Pertimbangkan juga untuk mengambil asuransi kesehatan yang lebih lengkap seperti asuransi yang mencover risiko kecelakaan, penyakit kritis, cacat tetap akibat kecelakaan, atau risiko-risko kesehatan lain yang belum dicover oleh tunjangan kesehatan dari perusahaan anda
* Jangan lupa untuk mencover harta benda Anda dengan asuransi kerugian seperti asuransi kendaraan juga asuransi kebakaran
* Pastikan bawah Anda mengambil cicilan kredit rumah atau KPR yang tidak terlalu memberatkan Anda. Sediakanlah waktu untuk membandingkan penawaran KPR antara bank yang satu dengan yang dan jangan malas untuk berburu rumah idaman Anda, agar sesuai antara budget dengan keinginan.
* Jika Anda sudah mempunyai sejumlah harta, buat surat wasiat. Membuat surat wasiat sebenarnya mudah dan tidak mahal, tapi orang belum terbiasa sebab tidak tahu caranya. Padahal sangat penting dilakukan agar keluarga yang ditinggal tidak berebut harta warisan, juga memudahkan berbgai urusan administrasi bagi pasangan dan anak-anak. Sebaiknya tanyalah kepada teman yang ahli atau seorang notaries yang sudah berpengalaman dalam membuat surat wasiat.
* Evaluasi terus program pensiun yang sudah Anda ikuti, pastikan telah memberikan return investasi sejumlah yang Anda harapkan.
* Jika Anda masih bergulat dengan tagihan kartu kredit, berusahalah mengendalikan gaya hidup Anda dan secara bertahap lunasi tagihan-tagihan hutang tersebut. Paling tidak carilah cara-cara bagaimana agar Anda bisa membayarnya cicilan hutang ini dengan cara paling murah.
* Tambah pengetahuan dan pengalaman Anda dalam berinvestasi, bersikap kreatif dan mulailah berinvestasi diluar produk bank. Carilah juga investasi dengan biaya murah, setoran investasi yang fleksibel, mudah diakses, pajak yang kecil bahkan kalau bisa bebas pajak, dan likuid.


Di usa 40-an

* Berusahalah untuk meningkatkan setoran tabungan dan investasi setiap tahunnya terutama untuk persiapan pensiun. Pastikan setoran tabungan dan investasi selalu naik sesuai dengan kenaikan penghasilan Anda. Setiap kali mendapatkan rejeki lebih baik berupa bonus atau THR, sisihkanlah terlebih dahulu untuk menambah investasi Anda.
* Evaluasi lagi jumlah Uang Pertanggungan asuransi jiwa yang Anda ambil, apakah jumlahnya sudah sudah sesuai dengan kebutuhan untuk mengcover risiko kehilangan penghasilan. Jika biaya hidup keluarga Anda telah berubah, naik atau turun, maka sebaiknya jumlah uang pertanggungan asuransi jiwanya juga disesuaikan
* Pastikan bahwa cicilan KPR Anda tetap berjalan dengan semestinya sesuai jadwal, simpanlah segala bukti pembayaran berikut catatan saldo terakhir dari hutang KPR Anda. Jika suku bunganya naik, dan karenanya jumlah cicilannya menjadi terlalu berat, bisa Anda pertimbangkan untuk memperpanjang jangka waktunya.
* Sebaliknya jika beruntung Anda memiliki sejumlah dana yang cukup besar, bisa dipertimbangkan untuk mengadakan pelunasan KPR sebagian atau seluruhnys dari sisa saldo KPR sekarang. Melakukan hal ini, bisa membuat Anda menghemat pembayaran bunga KPR, dan mempercepat waktu pelunasan.


Di usia 50-an

* Disaat menjelang pensiun, ada baiknya Anda mengatahui saldo pensiun Anda yang terakhir, sehingga bisa melakukan evaluasi dan revisi jika dana yang terkumpul masih jauh dari target,
* Review semua investasi Anda, jika hampir semua investasi Anda berisiko tinggi segeralah melakukan iversifikasi dan alokasikan secara proporsinal ke investasi yang risikonya lebih rendah,
* Catat kapan cicilan KPR yang terakhir dan pastikan bahwa pembayaran cicilan KPR sudah selesai sebelum Anda pensiun,
* Pertimbangkanlah untuk mengalami asuransi kesehatan hari tua, yang mengcover biaya-biaya kesehatan dan rawat inap di rumah sakit yang terjadi. Asuransi kesehatan hari tua atau longterm care insurance ini benefitnya seharusnya bisa dinikmati pada saat pensiun sampai seumur hidup Anda,


Di usia pensiun, 55 atau 60-an

* Inilah saatnya untuk mengajukan klaim dana pensiun dari program pensiun yang Anda ikuti selama ini. Dana pensiun yang diikuti dari perusahaan tempat Anda bekerja, biasanya akan memberikan seluruh total dana pensiun secara seklaigus didepan, sehingga selanjut Anda tinggal mengemabil sesuai dengan kebutuhan tiap bulan, dan menginvesatsikan sisanya agar terus berkembang kedalam instrument investasi yang tidak terelu berisiko namaun bisa memberikan pendapat tetap setara dengan bunga.
* Jika Anda mengiktui program pensiun yang diselenggrakan Jamsostek, segeralah mengajukan klaim kepada badan pemerintah ini. Anda bisa mendapatkan dua pilihan, apakah bisa diambil sekaligus atau mengambilnya secara bulanan seperti layaknya gaji. Jika Anda sempat beberapa kali pindah kerja, namun program pensiun Jamsostek pada perusahaan sebelumnya belum sempat Anda klaim, namun sudah terlanjur memulai yang baru, jangan segan-segan utnuk mengajukan klaim
* Barangkali dulu pernah iseng mengikuti program pensiun yang ditawarkan oleh bank atau perusahaan asuransi. Jangan malu untuk mengajukan klaim hanya karena merasa uangnya tidak seberapa. Sebab sedikit atau banyak pada masa usia ini jumlah berapapun akan sangat berarti.
* Maksimalkan seluruh aset-aset Anda menganggur untuk segera bisa menghasilkan income untuk Anda. Misalnya jika Anda mempunyai tanah, bangunan atau kendaaraan yang menganggur, mungkina Anda bisa mengusahakan mendapatkan rental income dari aset-aset tersebut.
* Berhati-hatilah pada investasi yang berisiko tinggi, karakternya yang fluktuatif kemungkinan besar kurang cocok dengan usia dan kesehatan Anda.
* Periksa kembali surat wasiat Anda apakah sudah seperti yang Anda inginkan, buatlah perubahan jika perlu. Pastikan bawa pasangan Anda dan anak-anak mengetahui tentang surat wasiat tersebut,
* Pertimbangkanlah untuk menyisihkan sejumlah dana tunai untuk mempersiapkan dana kematian bagi Anda dan pasangan. Kedengarannya memang sangat tidak menyenangkan juga menakutan, tetapi tindakan ini akan sangat membantu keluarga yang ditinggal walaupun tidak bisa mengurangi kesedihan orang-orang yang mencintai Anda yang telah Anda tinggalkan
sumber Bapak Andhika-dbs.blogspot.com

Sebuah Esensi Kejiwaan

“Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis. Berkat nikmat Tuhanmu, kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang yang gila. Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. Maka kelak kamu akan melihat, dan mereka (orang-orang kafir)pun akan melihat, siapakah diantara kalian yang gila.” (QS. Al-Qalam: 1-6)


Pada dasarnya jiwa manusia bersifat negatif dan buruk. Dominasi keburukan jiwa tersebut adalah Inkonsistensi dan ketamakan. Sikap inkonsistensi jiwa berasal dari kebodohan dan ketamakannya berasal dari hasrat yang membara. Sebagaimana diketahui bahwa Manusia diciptakan dalam keadaan zalim dan bodoh. Disinilah keberadaan akal pada diri manusia mampu mengubah sifat buruk jiwa dan membuatnya konsisten (istiqomah) dalam kebaikan dan kecukupan (qona’ah) dalam menjalani hidup.

Akal mempunyai peranan yang sangat penting. Akal yang merupakan potensi tertinggi yang dikaruniakan Allah SWT kepada manusia, dimana dengan kekuatan akal, manusia memiliki daya pikir atau nalar yang tujuannya untuk mengetahui, memahami, memecahkan persoalan, bertindak dan lain sebagainya.

Firman AllahSWT (yang artinya):

“Pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkannya dengan air hujan itu bumi sesudah kematiannya, dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berakal.” (QS. Al-Zatsiyah: 5).

Lihatlah ketika Al-Qur’an menjelaskan tentang peranan akal pada ayat ini, diawali dengan uraian fenomena saintifik, seperti pergantian siang dan malam; kondisi sebelum dan sesudah air hujan turun dari langit; tumbuhan yang mati lalu hidup kembali akibat turunnya hujan dan terakhir tentang kisaran angin. Semua itu menunjukkan adanya siklus kehidupan dan daya keterikatan antara satu peristiwa dan peristiwa lainnya, yang hanya dapat dimengerti dengan akal.

Dalam ayat yang lain, Allah berfirman (yang artinya):

“Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi semuanya, sebagai rahmat daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.” (QS. Al-Jatsiyah: 13)

Dengan akal manusia dapat membedakan mana perbuatan baik dan mana perbuatan buruk. Dengan akal manusia dapat mengetahui sebab-sebab didapatkannya hal-hal baik atau sebaliknya mengetahui penyebab diperolehnya hal-hal buruk dan dengan akal juga lah yang membedakan antara manusia dan hewan. Oleh karena itu hendaknya manusia selalu memanfaatkan akalnya untuk berfikir. Berfikirlah tentang segala hal, berfikirlah tentang ciptaan Allah SWT dan jangan berfikir tentang Zat Allah SWT.

Ibn ‘Abbas r.a berkata, “Suatu kaum memikirkan Allah SWT. Rasulullah lantas bersabda, ‘Pikirkanlah ciptaan Allah, jangan berpikir tentang Zat Allah, karena kalian tidak akan pernah sanggup memikirkannya.’”

Asy-Syafi’i r.a pernah mengatakan: “Pandangan yang baik terhadap berbagai hal adalah keselamatan dari tipuan. Keteguhan dalam pendapat adalah keselamatan dari kelalaian dan penyesalan. Menimbang dan berpikir menyingkapkan keteguhan hati dan kekuatan dalam pandangan bersama orang-orang bijak meneguhkan dalam diri dan merupakan kekuatan dalam pandangan. Oleh karena itu, berpikirlah sebelum ber-azam (berniat untuk melakukan sesuatu). Lakukan kajian secara mendalam sebelum menyerang dan bermusyawarahlah sebelum maju.”

Firman Allah (yang artinya):

“Sesungguhnya segala sesuatu itu ada sebab musababnya.” (QS. Al-Kahfi: 85)

Lihatlah, bahwa segala sesuatu pasti ada sebab musababnya, maka hendaknya seseorang yang waras itu menggunakan akalnya dan selalu memperhatikan sebab yang menimbulkan akibat. Seseorang yang meninggalkan sebab berarti tidaklah memfungsikan otaknya (walaupun dalam beberapa kasus Allah memberikan sesuatu pada seorang hamba tidak melalui sebab dan bahkan berlawanan dengan sebab). Seseorang disebut tidakwaras karena otaknya tidak berfungsi dan atau berfungsi namun tidak baik.

Para pakar muslim mengatakan bahwa sisi buruk manusia adalah ketidakwarasan. Dimana ketidak warasan ini dapat ditinjau dari dua faktor:
1). Ketidakwarasan yang disebabkan disfungsi otak secara fisik;
2). Ketidakwarasan yang disebabkan kebodohan.

Secara umum seseorang yang mengalami ketidakwarasan yang disebabkan disfungsi otak secara fisik disebut sebagai orang gila, padahal istilah ini kurang tepat, alasannya jika ketidakwarasan itu disebabkan oleh disfungsi kerja otak akibat trauma dikepala, faktor genetic atau faktor lainnya, maka ia tidak selayaknya disebut gila. Kerena memang fungsi otaknya sudah terdistorsi sedemikian rupa pada level biologis / jasmani. Artinya bahwa orang tersebut mengalami cacat secara fisik. Namun berhubung kecacatan tersebut terjadi pada organ fisik yang menjadi perantara untuk memfungsikan akal, maka akalnya pun ikut terdistorsi. Hal ini menunjukkan bahwa gila pada level biologis bukan merupakan ketidakwarasan yang hakiki.

Adapun ketidakwarasan yang hakiki adalah gila yang disebabkan kebodohan. Kebodohan sangat identik dengan ketidakwarasan. Mengapa demikian ? tanpa adanya pengetahuan / ilmu maka seseorang tanpa disadari akan melakukan perbuatan-perbuatan zalim yang sesungguhnya membinasakan dan menimbulkan kerusakan di muka bumi dan celakanya orang tersebut mengira bahwa apa yang diperbuatnya adalah suatu kebaikan. Selain itu, bukankah ibadah yang bersumber dari kebodohan akan menjadi sumber pelecehan kepada Allah SWT ? Ibadah yang seperti ini hanya akan bermuara pada kesengsaraan.

Sebagai contoh mudah kegilaan hakiki adalah: Seseorang yang mau mengkomsumsi narkoba. Disini bukan merujuk pada akibat-akibat negatif yang ditimbulkan oleh narkoba, seperti depresi, ketergantungan, madat, kematian dan sebagainya. Akan tetapi kegilaan itu sudah terjadi pada saat orang tersebut secara sadar mau mengkomsumsi narkoba untuk pertama kalinya. Artinya sewaktu dirinya mau mengkomsumsi narkoba untuk pertama kali secara sadar dan atas pilihannya sendiri, maka itulah yang disebut kegilaan hakiki. Dia mempunyai otak namun dia tidak memfungsikannya dan akalnya tidak berfungsi.

Allah berfirman (yang artinya):

“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari kesalahanmu sendiri.” (QS. An-Nisa: 79)

“Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri” (QS. Yunus: 44)

Al-Qur’an mengajari kita bahwa terdapat 3 (tiga) tingkatan jiwa manusia, yaitu:
1) Jiwa mutmainnah (yang tenang) inilah spektrum jiwa manusia pada tingkatan paling tinggi;
2) Jiwa lawwamah (yang menyesali) inilah spektrum jiwa manusia pada tingkatan netral; dan
3) Jiwa amarah biss su’ (yang buruk) inilah spektrum jiwa manusia pada tingkatan rendah.

Dalam keterkaitannya, tingkatan jiwa dengan kebodohan adalah: bahwa kebodohan selalu menyeret manusia kepada spektrum jiwa yang lebih rendah, jiwa seseorang yang fitri (netral) akan turun ke derajat jiwa yang rendah mungkin sampai pada derajat binatang seperti kera, anjing, babi dan sebagainya. Tidak hanya itu kebodohan bahkan dapat menimbulkan kematian jiwa.

Pada saat terjadi penurunan jiwa ketingkat yang lebih rendah, maka ia akan menjadi teman-teman setan. Manusia berjiwa rendah akan mendatangi sumber mata air setan. Mereka akan menjadi hambanya dan dipergunakan untuk menyesatkan manusia lain. setan akan mengilhaminya dengan ilmu pencapaian kepada harta, kekuasaan dan eksploitasi manusia agar terjadi kerusakan di bumi dan jiwa-jiwa manusia lainnya.

Ali bin Abi Thalib r.a berkata: "mereka telah memenuhi seruan setan, maka merekapun menempuh jalannya dan mendatangi sumber airnya. Dengan merekalah panji-panji setan tersebar, dan dengan mereka pula berdiri tegak benderanya. Fitnah (bujukan) setan telah membinasakan mereka."

Wahai diri… apa yang akan engkau lakukan setelah mengetahui ini ? apakah engkau akan mengisi kebodohan dan menggantinya dengan tinta pengetahuan ? ataukah engkau akan berdiam diri dan menyerah kepada takdir ? ketahuilah, jika engkau menyerah dan menggantungkan nasibmu kepada takdir maka sesungguhnya engkau sedang mengalami kegilaan.

Ali bin Abi Thalib r.a berkata: “Janganlah sekali-kali engkau bergantung pada takdir karena hal itu merupakan komoditas orang dungu dan kebodohan tentang akherat dan dunia.”

Adapun orang yang paling waras adalah orang yang berakal, berpendapat, beranggapan baik serta kiasnya sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah.

Lalu,,,, waraskah aku ??????

Yaa Rabbku…. Hamba memohon kepada Engkau ampunan-Mu dan berikanlah kepada kami ilmu yang manfaat, Amin.



Daftar bacaan:
- Amru Khalid, Hati Sebening Mata Air. Diterjemahkan oleh Imam Mukhtar Aqwam, 2006.
- Astrid Darmawan & Muhammad Hidayat, Al-Qur’an The Ultimate Secret, Ufuk, 2008.
- Imam Al-Ghazali, Menyingkap hati Menghampiri Ilahi. Diterjemahkan oleh Irwan Kurniawan, Pustaka Hidayah, 2006.


Kunci Surga

Ibarat sebuah pintu, surga membutuhkan sebuah kunci untuk membuka pintu-pintunya. Namun, tahukah Anda apa kunci surga itu ? Bagi yang merindukan surga, tentu akan berusaha mencari kuncinya walaupun harus mengorbankan nyawa.

Tetapi anda tak perlu gelisah, Nabi Muhammad Sholallahu ‘alaihi wa sallam telah menunjukkan pada umatnya apa kunci surga itu, sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits yang mulia, beliau bersabda (yang artinya): “Barang siapa mengucapkan kalimat Laa ilaaha illalloh dengan penuh keikhlasan, maka dia akan masuk surga. “ (HR. Imam Ahmad).



Ternyata, kunci surga itu adalah Laa ilaahaa illalloh, kalimat Tauhid yang begitu sering kita ucapkan. Namun semudah itukah pintu surga kita buka ? Bukankah banyak orang yang siang malam mengucapkan kalimat Laa ilaaha illalloh, tetapi mereka masih meminta-minta (berdo’a dan beribadah) kepada selain Allah, percaya kepada dukun-dukun dan melakukan perbuatan syirik lainnya ? Akankah mereka ini juga bisa membuka pintu surga ? Tidak mungkin !

Dan ketahuilah, yang namanya kunci pasti bergerigi. Begitu pula kunci surga yang berupa Laa ilaaha illalloh itu, ia pun memiliki gerigi. Jadi, pintu surga itu hanya bisa dibuka oleh orang yang memiliki kunci yang bergerigi.

Al-Iman Al-Bukhori meriwayatkan dalam Shohih-nya (3/109), bahwa seseorang pernah bertanya kepada Al-Imam Wahab bin Munabbih (seorang Tabi’in terpercaya dari Shon’a yang hidup pada tahun 34-110 H) : “Bukankah Laa ilaaha illalloh itu kunci surga ? “Wahab menjawab : “Benar, akan tetapi setiap kunci yang bergerigi. Jika engkau membawa kunci yang bergerigi, maka pintu surga itu akan di bukakan untukmu !”.

Lalu, apa gerangan gerigi kunci itu Laa ilaaha illalloh itu ? Ketahuilah, gerigi kunci Laa ilaaha illalloh itu adalah syarat-syarat Laa ilaaha illalloh ! Syaikh Abdurrahman bin Muhammad bin Qoshim Al-Hambali An-Najdi rahimahullah, penyusun kitab Hasyiyyah Tsalatsatil Ushul, pada halaman 52 kitab tersebut menyatakan, syarat-syarat Laa ilaaha illalloh itu ada delapan, yaitu :

Pertama : Al-‘Ilmu (mengetahui), maksudnya adalah Anda harus mengetahui arti (makna) Laa ilaaha illalloh secara benar. Adapun artinya adalah : “Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah”. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya):
“Barang siapa mati dalam keadaan mengetahui bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, niscaya dia akan masuk surga.” (HR. Muslim).
Seandainya Anda mengucapkan kalimat tersebut, tetapi anda tidak mengerti maknanya, maka ucapan atau persaksian tersebut tidak sah dan tidak ada faedahnya.

Kedua : Al-Yaqiinu (meyakini), maksudnya adalah anda harus menyakini secara pasti kebenaran kalimat Laa ilaaha illalloh tanpa ragu dan tanpa bimbang sedikitpun. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya): “Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak di sembah kecuali Allah dan aku adalah utusan Allah. Tidaklah seorang hamba bertemu dengan Allah sambil membawa dua kalimat syhadat tersebut tanpa ragu kecuali pasti dia akan masuk surga. (HR. Muslim).

Ketiga : Al-Qobulu (manerima), maksudnya Anda harus menerima segala tuntunan Laa ilaaha illalloh dengan senang hati, lisan dan perbuatan, tanpa menolak sedikitpun. Anda tidak boleh seperti orang-orang musyirik yang di gambarkan oleh Allah dalam Al-Qur’an (yang artinya): “Orang-orang yang musyrik itu apabila di katakan kepada mereka : (ucapkanlah) Laa ilaaha illalloh, mereka menyombongkan diri seraya berkata : Apakah kita harus meninggalkan sesembahan-sesembahan kita hanya karena ucapan penyair yang gila ini ? “ (QS. As-Shoffat : 35-36).

Keempat : Al-Inqiyaadu (tunduk atau patuh), maksudnya Anda harus tunduk dan patuh melaksanakan tuntunan Laa ilaaha illalloh dalam amal-amal nyata. Allah subhanahu wa Ta’ala (yang artinya): “Kembalilah ke jalan Tuhanmu, dan tunduklah kepada-Nya. “(QS. Az-Zumar : 54).
Allah Ta’ala juga berfirman (yang artinya): “Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada buhul (ikatan) tali yang amat kokoh (yakni kalimat Laa ilaaha illalloh). “(QS. Luqman : 22).
Makna “menyerahkan dirinya kepada Allah” yaitu tunduk, patuh dan pasrah kepada-Nya (ed.).

Kelima : Ash-Shidqu (jujur atau benar), maksudnya Anda harus jujur dalam melaksanakan tuntutan Laa ilaaha illalloh, yakni sesuai antara keyakinan hati dan amal nyata, tanpa di sertai kebohongan sedikitpun. Nabi Sholallahu ‘alahi wa sallam bersabda (yang artinya) : “Tidaklah seseorang itu bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak di sembah kecuali Allah dan Muhammad itu adalah hamba dan utusan-Nya, dia mengucapkannya dengan jujur dari lubuk hatinya, melainkan pasti Allah mengharamkan neraka atasnya “ (HR. Imam Bukhori dan Muslim).

Keenam : Al-Ikhlas (ikhlas atau murni), maksudnya Anda harus membersihkan amalan Anda dari noda-noda riya’ (amalan ingin di lihat dan dipuji oleh orang lain), dan berbagai amalan kesyirikan lainnya. Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang yang mengucapkan Laa ilaaha illalloh semata-mata hanya untuk mengharapkan wajah Allah Azza wa Jalla“ (HR. Imam Bukhori dan Muslim).

Ketujuh : Al-Mahabbah (mencintai), maksudnya anda harus mencintai kalimat tauhid, tuntunannya, dan mencintai juga kepada orang-orang yang bertauhid dengan sepenuh hati, serta membenci segala perkara yang merusak tauhid itu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman (yang artinya): “Dan di antara manusia ada yang menbuat tandingan-tandingan (sekutu) selain Allah yang di cintai layaknya mencintai Allah. Sedangkan orang-orang yang beriman, sangat mencintai Allah diatas segala-galanya). “ (QS. Al-Baqarah : 165). Dari sini kita tahu, Ahlut Tauhid mencintai Allah dengan cinta yang tulus bersih. Sedangkan Ahlus Syirik mencintai Allah dan mencintai tuhan-tuhan yang lainnya. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan isi kandungan Laa ilaaha illalloh.(ed,).

Kedelapan : Al-Kufru bimaa siwaahu (mengingkari sesembahan yang lainnya), maksudnya Anda harus mengingkari segala sesembahan selain Allah, yakni tidak mempercayainya dan tidak menyembahnya, dan juga Anda harus yakin bahwa seluruh sesembahan selain Allah itu batil dan tidak pantas disembah-sembah. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan (yang artinya): “Maka barang siapa mengingkari thoghut (sesembahan selain Allah) dan hanya beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang teguh pada ikatan tali yang amat kokoh (yakni kalimat Laa ilaaha illalloh), yang tidak akan putus….”(QS. Al-Baqoroh : 256).

Saudaraku kaum muslimin dari sini dapatlah anda ketahui, bahwa orang yang mengucapkan kalimat Laa ilaaha illalloh hanya dengan lisannya tanpa memenuhi syarat-syaratnya, dia bagaikan orang yang memegang kunci tak bergerigi, sehingga mustahil baginya untuk membuka pintu surga, walaupun dia mengucapkannya lebih dari sejuta banyaknya. Karena itu perhatikanlah ! Wallahu a’lamu bish showwab !.

Dinukil dari bulletin Dakwah Al-Bayyinah, edisi 07/02/20, diolah dan disusun kembali oleh Abu Abdirrahman. (BULETIN DAKWAH AT-TASHFIYYAH, Surabaya Edisi : 13 / Shafar / 1425)