Kamis, 02 Juli 2009

Menulis Bisa Menyehatkan?

Dikisahkan dalam dunia pemikiran Islam modern, dikenal seorang penulis wanita; -yang tulisan-tulisannya kadang-kadang ‘menggugat’ banyak hal-, dalam kalimat yang lebih halus; ‘mempertanyakan’ banyak hal. Dalam banyak tulisannya, dia membawa pembaca bukunya, paling tidak untuk sekedar ikut bertanya juga. Nama penulis tersebut adalah, Fatima Mernissi.
Wanita yang lahir di Fez, Maroko, mempelajari ilmu politik dan sosiologi di Universitas Mohammad V, dan kemudian mengajar di universitas tersebut sejak 1974 hingga 1980. Karya-karyanya lebih banyak ditulis dalam bahasa Perancis dan Arab. Diantara karyanya yang diterbitkan dalam behasa Inggris adalah Beyond the Veil, Doing Daily Battle, Women and Islam, The Forgotten Queens of Islam, Islam and Democracy, dan Dream of Trespass.


Diantara karya yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris juga telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Sebuah penerbit di Jerman, tak mau ketinggalan dalam mengekpos karya Mernissi, penerbit tersebut mengumpulkan sejumlah karya Mernissi dalam sebuah bunga rampai dan memberinya judul Women’s Rebellion and Islamic Memory. Karya ini terbit pertama kali di Jerman pada 1993 dan muncul versi Inggrisnya pada 1996.
Dalam setiap karyanya Mernissi, memberika paparan yang cukup panjang dan tak lupa cukup ‘tajam’. Selepas dia menulis data, dia-pun lantas menyusulinya dengan pelbagai pertanyaan yang menyentak. Menulis, bagi Mernissi, sepertinya dijadikan curahan hati dari apa saja yang mengganggu pikiran dan perasaannya. “Selama bertahun-tahun saya bertanya-tanya,” tulisnya, “mengapa sikap kami yang sederhana dan tidak menonjolkan diri, pasrah bagaikan hewan korban, senantiasa menjadi satu-satunya obsesi mereka?”
Terlepas dari pembahasan siapa kami dan siapa mereka, memang kita tidak akan melanjutkan pembahasannya. Tapi Mernissi memang menjadikan satu noktah sebagai titik pijak untuk mencari landasan tentang menulis bisa menyehatkan lantaran – didalam buku yang yang akhirnya diterbitkan oleh Mizan dengan judul Pemberontakan Wanita!: Peran Intelektual Kaum Wanita dalam Sejarah Muslim (Mizan, 1996) itu – di dalam salah satu babnya, dia mengungkapkan sesuatu yang menarik untuk kita cermati bersama.
Judulnya-pun unik: “Menulis Lebih Baik ketimbang Operasi Pengencangan Kulit Wajah”. Mernissi langsung saja berpesan kepada pembacanya, ‘Usahakan menulis setiap hari’. Niscaya, kulit anda akan menjadi segarkembali akibat kandungan manfaatnya yang luar biasa! Dari saat anda bangun menulis akan meningkatkan aktivitas sel. Dengan coretan pertama diatas kertas kosong, kantung dibawah mata anda akan segera lenyap dan kulit anda akan terasa segar kembali.
Dalam analisis yang dilakukan oleh seorang psikolog, melakukan penelitian selama lima belas tahun tentang pengaruh upaya membuka diri terhadap kesehatan fisik, menerbitkan sebuah buku berjudul Opening Up: The Healing Power of Expressing Emotions. Buku ini membahas bagaimana upaya mengungkapkan segala pengalaman yang tidak mengenakkan dengan kata-kata bisa mempengaruhi pemikiran, perasaan, dan kesehatan tubuh seseorang. Buku ini saya tulis berdasarkan pengalaman saya sebagai peneliti, bukan sebagai dokter atau terapis, tulis Pennebaker di awal ‘Prakata’ untuk buku karyanya.
Secara singkat, James W. Pennebaker mengemukakan bahwa menulis tentang hal-hal yang negatif akan memberikan pelepasan emosional yang membangkitkan rasa puas dan lega. Kata-kata ini didukung oleh hasil penelitiannya: orang-orang yang menuliskan pikiran dan perasaan terdalam mereka tentang pengalaman traumatis, menunjukkan peningkatan fungsi kekebalan tubuh dibandingkan dengan orang-orang yang menuliskan masalah-masalah remeh temeh.
Dalam tulisannya, masih berkaitan dengan penelitian dr pennebaker; manfaat menulis adalah:
1.menulis menjernihkan pikiran
2.menulis mengatasi trauma
3.menulis membantu membantu mendapatkan informasi baru
4.menulis membantu memecahkan masalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar