Kamis, 02 Juli 2009

Menulis ala J.K. Rowling

Anda pasti tahu siapa J.K. Rowling bukan? Ya, Beliau adalah seorang penulis yang mempunyai kesederhanaan; dalam tulisannya, novel petualangan fantastis tentang Harry Potter: ‘Saya menulis kapanpun, dimana pun, dan kadang mengungkapkannya dengan tulisan tangan.’
‘Saya menulis hampir setiap hari. Kadang saya menulis selama sepuluh atau sebelas jam. Pada hari lain,saya hanya menulis selama tiga jam. Cara saya menuangkan apa yang ada di kepala saya ini sungguh bergantung pada seberapa cepat ide itu datang kepada saya’.


Sebelum Rowling menuangkan sejumlah ide-nya dalam selembar kertas, dia sudah memiliki gambaran lebih dahulu tentang apa yang ingin ditulisnya. ‘Saya selalu sudah mempunyai plot dasar berkaitan dengan isi cerita. Tetapi saya suka menunda untuk tidak menuangkan semua sekaligus. Saya mencicilnya ketika saya terdorong untuk menulis. Hal-hal begini ini lebih menyenangkan.’
Nama-nama dalam tokoh novel-nya kadang terdengar ganjil, bagaimana ia menemukannya? “beberapa nama tokoh dalam cerita saya berasal dari dongeng-dongeng dan banyak nama yang memang saya reka-reka sendiri.”
“Saya juga mengumpulkan nama-nama yang (kelihatnnya) luar biasa dan saya mengambilnya dari semua yang saya temui dari berbagai tempat yang berbeda. Saya mendapatkan nama rumah di Hogwarts, misalnya, ketika saya sedang naik pesawat terbang.”
Salah satu hal tersulit dalam menulis yang dialami Rowling adalah bagaimana Rowling menjaga agar para pembaca novelnya terus merasa penasaran akan kelanjutan seri buku berikutnya. “Mungkin, suatu saat, yang harus saya lakukan adalah menulis kata pengantar yang berbunyi ‘ada di Harry Potter Sebelumnya’ dan mengatakan kepada pembaca untuk kembali dan membaca buku satu hingga empat.”
Rowling selalu ditanya, bagaimana dia memulai untuk menulis? Saran pertamanya, adalah selalu membaca apapun untuk mendapatkan ide, bagaimana cara seorang penulis menulis. ‘Mulailah menulis apa saja yang kamu tahu. Menulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri. Itulah yang saya lakukan.”
Cuplikan kisah Rowling diatas berasal dari buku karya Marc Shapiro, J.K. Rowling: The Wizard Behind Harry Potter. Tulisan berikut adalah wawancara terbaru dengan Rowling saat Rowling berencana meluncurkan seri kelima novelnya, Harry Potter and The Order of the Phoenix, pada 21 Juni 2003.
Dalam wawancara menarik ini, Rowling menggambarkan suasana mengelilinginya ketika dia memutuskan untuk menulis sebuah kisah, dimana kisah tersebut melukiskan tentang sebuah karakter ciptaannya yang harus terbunuh – tepatnya dibunuh atau dimatikan oleh si penulis kisah:
Penulis Novel yang bernama panjang Joanne Kathleen Rowling, membuka rahasia bahwa dia menangis tersedu-sedu setelah membunuh salah satu tokoh di dalam buku seri Harry Potter terbarunya.
“Saya telah menulis ulang kematian itu, menulis ulang, dan itulah akhirnya. Kematian itu sudah pasti. Dan sosok itu benar-benar mati.
“Dan saya berjalan kedapur dengan tersedu-sedu dan Neil (suami Rowling) bertanya ada apa, dan saya jawab, saya baru membunuh sosok itu.
“Dia (Neil) seorang dokter, dan saya katakan, tidak bisa seperti itu. Misalya kamu menulis buku anak-anak, kamu harus menjadi pembunuh tanpa perasaan,” kata Rowling, ibu dua anak.
Ini adalah wawancara Rowling yang pertama dan sat-satunya sebelum peluncuran buku serial Harry Potter terbaru, The Order of the Phoenix. Wawancara untuk acara Neswnight ini, menurut BBC News Online, telah ditayangkan pada 21 Juni 2003 (Kompas, 19 Juni 2003).
Lalu, dalam majalah Time edisi 23 Juni 2003, yang mengangkat heboh terbitnya buku kelima Harry Potter sebagai Cover Story, dapat kita baca bagaimana Rowling memperoleh gagasan menampilkan sosok Dementor. Katanya, Rowling pernah sakit parah dandia mengaku tokoh Dementor (tokoh yang dilukiskan begitu gelapdan mengerikan) dalam Harry Potter and the Prisoner of Azkaban, sebetulnya berdasar kecemasan rowling pada saat menghadapi suasana kelabu penyakit itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar